Kamis, 30 Januari 2014

a miss


 

catatan 30 Januari 2014 17.08

Ini adalah hari yang sangat melelahkan. Amat sangat melelahkan. Punggungku menyangga beban kurang lebih seberat 25 kilogram (sepertinya). Dua potong pakaian bergulung rapi di dalam ransel, berjubal dengan laptop ini sekaligus chargernya, dua buah buku tebal, sebotol air minum, sebuah binder loose leaf besar dan tebal, pencilcase, face cleanser, dan pernak pernik kecil entah apa (untung tidak jadi membawa payung karena tertinggal). Bergayut di lenganku dengan santai dan PD-nya, tas tangan jumbo bertulis B*I Tabungan Haji warna orange menyala. Menggembung seperti perut isi janin 7 bulan, ditata dengan rapi sesisir pisang, 9 butir jeruk (dan sebutir apel), tas makeup kecil (yang entah kenapa pada saat-saat seperti ini jadi terasa berat sekali), dan sepouch alat mandi. Lengkap sudah apa yang kubawa hari ini untuk bermalam beberapa hari di tempat  saudaraku yang jauh di sana dengan niatan untuk menemaninya karena dia sedang sendirian di rumah ditinggal keluarganya.

Sebelum berangkat ke tempat saudara, aku mampir dulu ke perpustakaan Universitas XX. Menyusul kemudian, aku menyambangi perpustakaan YY di kota yang sama (Yogyakarta). Capek, panas, dan digayuti benda-benda berat, pukul 15.15 aku berjalan menuju halte trans. Sayang sungguh sayang, aku tidak tahu harus turun di halte mana untuk menuju rumah saudaraku itu (biasanya naik motor). Padahal smsku sejak pagi belum juga dibalas :( Ya, sudah. Dengan langkah gontai aku kembali ke kost membawa sesisir pisang yang rusak tak terselamatkan (untung jeruk dan apel masih utuh) dan perut yang melilit keroncongan.

Jengkel sekali rasanya sampai-sampai kubawa tas B*I dengan serampangan, tak peduli pisang yang makin rusak di dalamnya. Lapar bukan main, aku langsung beli nasi bungkus di warung. Sesampai kost langsung makan dengan lahap sambi kecewa mengeja hari ini. Pisang yang membuat patah hati ku taruh di depan, belum sanggup membuangnya. Sebenarnya sangat ingin tidur, tapi katanya pamali tidur setelah asyar menjelang magrib. Ya sudah. Kuketik ini sembari ditemani segelas susu.

Yah, niat baik dan rencana yang sepertinya akan luar biasa dan bahagia, memang terkadang bisa menjadi sumber kecewa. Baiklah, kecewa 10 menit saja.